Wednesday, September 21, 2011

Kisah Imam Abu Hanifah dan Orang-Orang Khawarij

Kisah ini menceritakan tentang Imam Abu Hanifah ketika ia berada di puncak kesempurnaan Ilmu fikihnya, di mana ia telah memiliki segalanya, dimana di antara beliau dan orang-orang Khawarij yang mengkafirkan orang-orang yang melakukan peruatan dosa, maka sesungguhnya ia telah meriwayatkan bahawa telah datang kelompok yang berasal dari bereka, dan mereka berkata kepada Abu Hanifah:
kedua jenazah ini sedang berada di depan pintu masjid, salah seorang jenazah tersebut adalah mayat orang yang mati dalam keadaan mabuk meminum Khamar, sementara seorang lagi jenazah seorang wanita yang membunuh diri kerana ia yakin telah mengandung anak dari hasil perbuatan zina.

Lalu terjadi dialog berikut di antara mereka:

Abu Hanifah: Apa agama dan keyakinan mereka berdua? Apakah mereka merupakan orang yang beriman kepada ajaran agama Yahudi?

Orang Khawarij: tidak.

Abu Hanifah: Apakah mereka merupakan orang yang beriman kepada ajaran agama mereka?

Orang Khawarij: tidak.

Abu Hanifah: Apakah mereka merupakan orang yang beriman kepada ajaran agama Majusi?

Orang Khawarij: tidak.

Abu Hanifah: Ajaran apakah yang mereka yakini?

Orang Khawarij: dari agama yang meyakini bahawa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.

Abu Hanifah: katakanlah kepadaku bahawa kesaksian ini merupakan 1/3 atau 1/5 dari iman mereka.

Orang Khawarij: Sesungguhnya iman tidak boleh dibahagi-bahagi kepada 1/3 atau 1/5.

Abu Hanifah: lalu berapakah kadar keimanannya?

Orang Khawarij: Seluruhnya secara sempurna.

Abu Hanifah: apa yang menjadi permasalahan yang kalian tanyakan tentang dua orang yang telah beriman kepada Allah dan menjadi dua orang mukmin seperti yang telah kalian katakan?

Orang Khawarij: adapun pertanyaan kami adalah "apakah mereka menjadi penghuni neraka atau penghuni syurga?"

Abu Hanifah kemudiannya berkata:

Jika ini yang kalian tanyakan maka aku akan membacakan apa yang dikatakan Nabi Ibrahim a.s terhadap orang yang melakukan kesalahan besar:


"Barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya ia akan bersamaku, barang siapa yang mengkhianati dan melakukan maksiat kepadaku, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih"
(surah Ibrahim: 36)

Aku akan menjawab sebagaimana yang dikatakan Nabi Isa a.s kepada kaum yang melakukan kesalahan besar, sebagaimana yagn digambarkan Allah dalam firman-Nya:

"Jika Engkau menyeksa mereka, Maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(Surah Al-Maidah:118)

Aku akan memberikan jawapan sebagaimana yang diberikan Nabi Nuh a.s:

"Mereka berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" Nuh menjawab: "Bagaimana Aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan? Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kamu menyedari. Dan Aku tidak sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan". Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kamu tidak (mahu) berhenti Hai Nuh, nescaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang direjam."
(Surah asy-Syu'araa: 111-116)


Aku akan menjawab sebagaimana Nabi Nuh a.s:

"Dan aku tidak pernah berkata kepada kamu: di sisiku ada perbendaharaan Allah, dan tidaklah aku mendakwa mengetahui perkara-perkara yang ghaib dan aku tidak mengatakan bahawa aku ini malaikat; dan aku juga tidak berkata terhadap orang-orang yang beriman yang kamu pandang hina itu, bahawa Allah tidak akan memberi kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui akan apa yang ada di dalam hati mereka. Sesungguhnya aku jika bertindak demikian, nescaya menjadilah aku dari orang-orang yang zalim". (Surah Hud: 31)
Ketika orang-orang Khawarij mendengar jawapan ini, mereka langsung menurunkan senjata yang mereka acungkan untuk menebas Abu Hanifah.

No comments:

Post a Comment